ARGH……. Kamarku Berantakan

Sabtu, 2 Juni 2008 dalam perjalanan pulang ke kosan. Aku pulang ke tempat favoritku dengan segera. Kurang lebih jalan sepanjang 100 meter aku tapaki. Jalan di bawah langit malam yang gelap itu sudah sepi. Hanya ada segerombol pemuda dipingggir jalan dengan canda tawa dan alunan musik mereka. Gerombolan tersebut terlihat seperti segerombolan preman yang siap menerkam mangsanya untuk menguras dompet mangsanya. Yah, ternyata itu hanya prasangka burukku saja. Sudah hampir sekian ratus jalan ini aku lewati, tak pernah ada preman yang mendatangiku. “Dasar” pikirku dalam hati. Jalan berkelok, kaku nan dingin akan hembusan angin malam itu akhirnya menghantarkanku ke depan kosanku. Aku masukkkan kunci pintu yang tipis milikku kedalam lubang kunci. “Klek” terdengar suara dari lubang kunci itu pertanda pintu sudah dapat di buka. “Jder” terpaksa kubuat suara itu untuk menutup pintu. Lalu aku menaiki sebuah tangga besi tua yang melingkar dan sampai ke lantai kedua. Aku melihat 4 buah pintu berdiri di depanku. Lalu aku berjalan menghampiri sebuah pintu yang terletak nomor dua dari kiri. Aku ambil kunci milikku yang lain dan berbeda dengan kunci sebelumnya kali ini kunci berbentuk sedikit lebih tebal dengan beberapa lekukan yang khas. Kubuka pintu dengan perlahan dan sesuatu mengejutkan aku sadari. ARGH……! Telah terjadi angin puyuh dalam kamarku(Ini cuma majas hiperbola lho). Buku-buku bertebaran dimana-mana. Sampah plastik yang menyebalkan berserakan menertawakanku. Lantai-lantai berdebu dan debu-debu itu menyusup dalam otakku membuat otakku pusing. Aku tenggelamkan diriku ke dalam buaian kasur. Lalu aku perhatikan sekelilingku, buku, plastik, debu, selimut, komputer. Continue reading